Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memantau harga pangan di Pasar
Tebet Barat, Jakarta Selatan. Dari pengakuannya, perkembangan harga
masih sejalan dengan perkiraan rata-rata nasional selepas kenaikan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dia mengatakan sebagian bahan pangan, dengan tingkat bervariasi,
meningkat hingga di bawah 10 persen, sesudah harga premium dan solar
bersubsidi naik.
"Beberapa produk pangan secara nasional naik single digit, dan
karenanya ini kita mantau harga di Jabodetabek," ujar Gita selepas
sidak.
Beberapa komoditas yang naik harganya adalah beras, dari Rp 8.500 per
kilo menjadi Rp 10.000 per kilo. Daging ayam juga melonjak dari Rp
29.000 menjadi Rp 33.000 per kilo.
Lantaran saat ini momen jelang bulan puasa, Gita memprediksi harga
akan semakin meningkat. Dia mengaku akan menjaga pergerakan harga
pangan, agar inflasi Juni tidak melonjak. Caranya, dengan mengupayakan
distributor dan asosiasi usaha menambah pasokan.
"Saya kemarin sudah bicara dengan beberapa ketua asosiasi, kita akan
koordinasi dengan pemasok. Misalnya ayam, kemarin saya sudah duduk
dengan ketua asosiasi unggas, untuk menjaga pasokan sampai hari raya,"
paparnya.
Dari pelbagai pangan pokok, ada tiga komoditas yang menurut mendag
rentan mengalami fluktuasi harga. Penyebabnya adalah, imbuh Gita, karena
aksi pedagang yang ingin menambah keuntungan jelang bulan puasa.
"Daging sapi, daging ayam, dan telur ayam itu sensitif, tapi sebetulnya
pasok kita masih cukup," tegasnya.
Selain menambah pasokan, kementerian perdagangan akan menggelar pasar
murah di beberapa provinsi untuk menanggulangi kenaikan akibat
kebijakan BBM subsidi.
Gita juga menggandeng pengusaha dan membentuk tim dengan nama 'Forum
Informasi dan Solusi Bisnis' untuk memantau perkembangan harga pangan.
Tim stabilisator harga ini melibatkan asosiasi di bawah Apindo dan Kamar
Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Tugas utamanya memantau laporan
harga bahan pangan dan sesegera mungkin menanggulanginya.
0 komentar:
Posting Komentar