CatatanKu - Pakar hubungan Paul Carrick Brunson menyebutkan, dalam cinta ada tujuh
tipe pria yang jarang sekali masuk dalam daftar pria idaman para
perempuan lajang dan dikenal dengan istilah underrated man.
Misalnya,
di pesta kantor ada sembilan pria lajang. Biasanya, tujuh orang pria
itu akan Anda singkirkan dan hanya dua pria yang menjadi fokus Anda kala
itu. Kalau beruntung, salah satunya bisa menjadi Mr Right yang
selama ini dicari. Kalau tidak, di akhir cerita Anda akan menemukan
kalau salah satu pria ternyata sudah punya kekasih hati, sedang yang
satunya, menganggap Anda bukan tipenya. Pembatasan seperti ini berisiko
tinggi membuat Anda semakin jauh dari Mr Right.
Saran
Paul, tak ada salahnya keluar dari “stigma pria idaman” dan coba
mengenal tujuh tipe pria yang bukan idaman tapi layak menjadi kekasih
potensial.
1. Pria introvert.
Menurut
penelitian, 30-50 persen pria termasuk dalam kategori pria pendiam dan
cenderung malu-malu untuk mengambil langkah agresif dalam cinta. Sebab
itu, seringkali mereka kalah eksis ketimbang para pria ekstrovert yang
lebih dominan dalam bersosialisasi. Paul mengatakan, bila Anda
dikenalkan atau teman dengan tipe ini, cobalah untuk membuka obrolan.
Diam-diam, pria introvert termasuk dalam kategori pasangan paling
romantis dibanding tipe lain.
2. Dia kurang tinggi.
Dari
sekian banyak permasalahan cinta yang Paul tangani, persoalan tinggi
bandan merupakan topik yang paling banyak dibicarakan. Ia menyebutkan,
para perempuan cenderung menolak pria pendek bila belum mengenal lebih
dalam. Sebagian besar menganggapnya tidak maskulin. Padahal,
maskulinitas pria tidak terbatas pada kecakapan fisik, namun juga
kepribadian dan hati. Dan Anda baru bisa merasakannya bila telah
mengenal seorang pria lebih dari tiga bulan. Dan beberapa peneliti
menyebutkan, pria tipe ini punya sifat melindungi yang tinggi dan
terbilang setia.
3. No style.
Kalau pernah menonton serial televisi Beauty and the Geek,
kebanyakan pria ditolak karena mereka tidak punya “selera” dalam
berpakaian atau memiliki potongan rambut yang aneh, walau sebenarnya
mereka terkenal baik hati. Padahal, bila Anda membantunya untuk sedikit
memperbaiki diri sebelum menolaknya di awal, ia bisa menjadi pasangan
jiwa.
“Bila Anda mengharapkan hubungan yang serius, style bukanlah poin penting yang utama. Pilihlah pria yang Anda percaya bisa menjadi ayah yang baik untuk anak-anak Anda nantinya. Style ibarat taburan bola permen di atas donat, ada baiknya tapi bukan yang terpenting,” kata Paul.
4. Anak kesayangan mama.
Beberapa
pria mengaku serba salah terkait hubungan dengan ibunya. Pasalnya,
mereka yang punya hubungan baik dengan sang ibu kerap dianggap anak mami
yang punya sifat manja, tak bisa lepas dari orang tua, dan gemar
membandingkan antara ibu dan pacarnya. Atau sebaliknya, bila mereka
terlihat cuek, banyak perempuan yang berpikir kalau ia akan berlaku sama
pada pasangannya. Padahal, hal itu tidak bisa menjadi patokan seperti
apa ia akan memperlakukan Anda. Cukup berikan mereka kesempatan untuk
membuktikan.
5. Belum mapan.
Ada yang bilang
kalau pria akan merasa sangat berkesan bila Anda menemani perkembangan
kariernya dari nol hingga ia sukses dibanding bila Anda bertemu
dengannya saat ia sukses. Walau saat ini karier dan gajinya masih
biasa-biasa saja, bila ia punya impian, usaha, dan kerja keras, bisa
jadi beberapa tahun ke depan kesuksesannya akan melesat. Kecuali bila ia
memang malas bekerja dan hanya mengandalkan orang lain. Sebaiknya,
pikir ulang.
6. Daun muda (atau sebaliknya).
Coba
deh, berapa kali Anda pernah bilang tidak mau punya pacar yang terlalu
muda atau tua? Menurut Paul, dalam memilih pasangan yang tepat,
sebaiknya buang jauh masalah perbedaan usia bila hanya terpaut lima
tahun (lebih muda atau lebih tua).
7. Pria “berbadan dua”.
Setelah
persoalan tinggi badan, berat badan pria merupakan hal kedua yang
membuat perempuan bimbang untuk menerima atau menolak mereka.
“Bila
gaya hidup sehat dan olahraga telah menjadi gaya hidup Anda, mengencani
pria tipe ini berpotensi membuat hubungan mengasyikkan. Jadikan pacaran
sebagai ajang untuk memperbaiki diri, termasuk membantunya untuk hidup
sehat. Dulu saya dan istri saya pernah melakukan hal yang sama,
memotivasi satu sama lain untuk rajin fitness yang berbuah manis,”
cerita Paul seperti yang dilansir Essence.com.
Paul melanjutkan, “Jangan hanya terpaku pada kesan pertama, kenali lebih jauh untuk tahu sedalam apa cintanya untuk Anda."
SEMOGA BERMANFAAT!
Baca Yang ini Juga Ya....
0 komentar:
Posting Komentar