CatatanKu - Popcorn seperti teman yang wajib untuk menonton film.
Selama mata memandang layar, gigi terus mengunyah butir-butir popcorn.
Walaupun hanya dibalut dua rasa sederhana, yaitu asin dan manis, pocorn
tetap berada di hati penggemarnya.
Kini, Anda tinggal menikmati
popcorn di tengah bioskop yang mewah, dengan kursi yang bagus dan layar
berwarna. Namun, tahukah Anda bagaimana popcorn bisa begitu melekat
dengan film dan bioskop?
Pada tahun 1931, Julia Braden dari
Kansas City, Amerika Serikat, membujuk Theater Linwood agar ia dapat
mendirikan sebuah toko popcorn. Andrew F. Smith, pemilik toko, awalnya
tidak setuju. Ia khawatir kalau popcorn akan mengotori bioskopnya.
Atas
usaha yang gigih dari Julia, Izin diberikan. Namun, Smith hanya
memberikannya sebuah tenda di luar lobi bioksop. Tidak masalah bagi
Julia, ia pun membangun sebuah kerajaan di antara empat studio bioskop.
Tanpa disangka, popcorn laris manis.
Melansir NYtimes, Penghasilan
Julia menyentuh angka yang fantastis pada era 30an. Sebesar US$14.400
atau setara dengan Rp166 juta. Walaupun kemudian beberapa bioskop
bangkrut, namun usahanya kian berkembang.
Smith tergoda melihat suksesnya bisnis Julia. Bahkan, 85 persen pemasukan
Theater Linwood berasal dari camilan popcorn, bukan karena penjualan tiket bioskop.
Sebelum
Julia berjualan, popcorn belum dicetuskan menjadi camilan menonton
film. Hanya sebagai pelengkap menonton sirkus atau teater, itu pun
dijual melalui gerobak.
Keberhasilan Julia menginspirasi banyak
orang. Hingga pada pertengahan 1930-an, RJ McKenna yang mengelola sebuah
teater, membuka bisnis pocorn besar-besaran di bioskop. Produksinya
juga sudah menggunakan mesin.
Tak tanggung-tanggung, ia sanggup mengumpulkan US$200 ribu atau setara dengan Rp2,3 miliar pada tahun 1938.
Karena
laris, McKenna pun mengurangi harga penjualan tiketnya. Tiket
dibanderol dengan kocek yang lebih murah. Menurut McKenna, bisnis
bioskop tidak hanya tentang tempat terbaik untuk menonton film, tapi
juga lokasi strategis untuk berjualan popcorn.
Bau mentega cair
dari popcorn memang begitu harum, sehingga memikat penonton. Mengikuti
jejak McKenna, sejak tahun 1940 hingga sekarang, bioskop tidak pernah
luput dari butiran popcorn yang lezat.
Baca Yang ini Juga Ya....
0 komentar:
Posting Komentar